Menulis. Menyebarkan. Saling menginspirasi.

Mahasiswa Kok Jualan Bunga dan Ngamen?

Sudah menjelang akhir bulan Maret. Selain menandakan akan datangnya bulan April, juga kini tiba waktunya bagi beberapa mahasiswa untuk unjuk aksi dan bakat, yaitu jualan bunga dan ngamen.



Hanya tinggal beberapa bulan lagi menjelang dilaksanakannya Kuliah Kerja Nyata. Sebuah mata kuliah yang mengharuskan mahasiswa mengaplikaskan ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan.
Banyak hal yang perlu dipersiapkan, antara lain menentukan lokasi, mencari tim/membentuk tim, menyusun program, meyusun anggaran, mencari dosen pembimbing lapangan, sponsor, dan sebagainya.

Oleh karena itu, akhir-akhir ini, bila diperhatikan, di beberapa tempat, salah satunya adalah perempatan/pertigaan lalu lintas, terdapat beberapa mahasiswa berjualan bunga dan mengamen. Hal ini merupakan salah satu ciri khas KKN. Dagang bunga dan mengamen sebelum terjun ke lapangan (lokasi KKN).

Dengan senyum lebar, di bawah terik matahari dan dikelilingi kepulan asap knalpot, seperti tak kenal lelah, mereka menawarkan barang daganganya kepada para pengendara, baik sepeda, motor, atau mobil. Tak jarang mereka ditolak. Namun dengan semangat yang tak mudah kendur, prinsip pantang pulang sebelum laku, mereka terus tegak berdiri, kembali merapikan senyuman, untuk menjangkau pembeli-pembeli potensial.

Jika beberapa waktu yang lalu mengamen cukup di seputaran Sunday Morning, Jalan Kaliurang, dan GSP, kini tidak lagi. Jangkauannya sudah lebih luas. Berada di titik-titik dengan potensi yang tinggi untuk untuk meraup pundi-pundi uang. Persiapannya juga jauh berubah, jika dulu hanya cukup gitar atau bahkan tidak ada alat musik sama sekali, kini sudah ada yang mencoba untuk bermain campur sari.

Tapi, timbul sebuah pertanyaan, mahasiswa kok jualan bunga dan mengamen? Apa tidak bisa melakukan yang lain, misalnya mengajukan proposal ke pemerintah, swasta, atau mungkin LSM? Sayangnya, ini bukan hanya tentang uang. Bukan hanya tentang berapa banyak yang bisa dihasilkan, dan kemudian dipakai sebagai modal untuk operasional program KKN. Ini jauh lebih daripada itu. Jika pernah ikut KKN, pasti mengerti bahwa untuk koordinasi multidisiplin itu tidak mudah. Jangankan diskusi mengenai program kerja, untuk mengadakan komunikasi secara rutin saja cukup sulit.

Berangkat dari fakta tersebut, maka tidak jarang berjualan bunga dan mengamen diambil sebagai salah satu opsi untuk mempererat satu dan yang lain dalam tim. Berjualan bunga melatih komunikasi dan koordinasi. Satu sama lain menentukan akan membeli bunga dimana, menjualnya dengan harga berapa, berjualan dimana, dan sebagainya. Pada nyatanya, selain memperlancar komunikasi, hal ini juga mampu meningkatkan kemampuan manajerial mahasiswa.

Sementara itu, dengan mengamen, mahasiswa juga melatih komunikasi dan koordinasi. Bagaimana caranya dengan suara yang bervariasi kualitasnya, bisa menjadi indah atau paling tidak, enak untuk didengar. Menentukan lagu apa yang akan dibawa. Siapa yang akan berkeliling meminta uang. Siapa yang menjadi vokalis utama, joged-joged, atau bahkan teriak sembarangan hanya untuk meramaikan suasana.


Apabila dilihat secara individu, dibalik berjualan bunga dan mengamen, mahasiswa dapat lebih paham bahwa mencari uang tidaklah mudah. Belajar bersabar ketika barang dagangannya ditolak, dan ketika tidak ada yang mau memberikan uang. Belajar menghargai orang lain. Dan tentunya, menikmati setiap proses yang ada dengan penuh semangat dan keceriaan.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Juragan

Popular Posts