Menulis. Menyebarkan. Saling menginspirasi.

Filosofi Jalan Raya: Dare to Be Entrepreneur

Pemerintah berupaya mendorong kenaikan persentase jumlah wirausahawan (entrepreneur) terhadap total penduduk, sebagai salah satu faktor akselarator pertumbuhan ekonomi. Harapannya terdapat minimal 2 persen wirausahawan, dengan berbagai skala usaha, mulai dari mikro, kecil, maupun menengah. Asumsinya, jika satu wirausahawan dapat menyerap tenaga kerja sedikitnya satu orang, maka dengan 2 persen wirausahawan, dengan asumsi variabel lain tetap, maka angka pengangguran berkurang 2 persen.

Wirausahawan secara sederhana diartikan sebagai seseorang/kelompok yang mencurahkan waktu untuk mendirikan dan mengembangkan usaha dengan tujuan/kepentingan tertentu, antara lain aktualisasi diri dan pendapatan. Berdasarkan titik awal menjadi wirausahawan, maka terdapat dua tipe individu, yaitu: Pertama, wirausahawan full time, dan kedua yaitu wirausahawan part time. Kedengarannya sudah jelas ya, full time menunjukkan bahwa individu tersebut mencurahkan seluruh waktu yang dimiliki untuk mendirikan dan mengembangkan usaha yang diinginkan. Sedangkan part time, memiliki pekerjaan lain, sedangkan usaha yang hendak dikembangkan jenisnya sampingan.

Kamu berada di posisi yang mana?

Setidaknya itu adalah topik yang menjadi pembahasan selama kurang lebih 3 jam, antara aku dan teman-teman. Obrolan dimulai di sebuah toko yang baru saja dibuka sebulan lalu, oleh salah seorang teman yang memutuskan keluar dari perusahaan perbankan. Full timer atau part timer? Tidak ada yang bisa jawab secara tegas, karena memang setiap piihan ada konsekunsinya.

Meskipun begitu, Giri, ex asisten peneliti di salah satu perkebunan swasta bonafide menuturkan jika ingin berwirausaha itu harus segera direalisasikan. Entah sebagai full timer atau part timer.

"Bisnis itu wajar jika rugi, maklum jika baru berjalan masih sepi pembeli, namun tetap jangan berhenti, bertahan dan berkembang", Ujar Giri.  Filosofinya adalah layaknya seorang yang naik sepeda motor atau jenis kendaraan lain, hendak masuk ke jalan raya yang ramai. Meskipun pada awalnya sulit untuk masuk dalam riuhnya kendaraan, namun jika niat dan mau, pelan-pelan pasti bisa. Nah nanti ketika sudah di jalan yang ramai itu, perlahan kita juga jadi mahir cara mencari sela-sela di jalan sehingga bisa lebih lancar. Oleh karena itu, tidak perlu khawatir apalagi takut yang berlebihan. Karena pada jalanan itu, masing-masing kendaraan punya ruangnya masing-masing. Begitupun pengendaranya, tidak semua memiliki tujuan yang sama.

Filosofi yang praktis namun sarat makna.


Well, ketika kamu hendak menjadi wirausahawan, masuk saja ke jalan raya itu. Perhatikan jalanannya dengan seksama, pahami dimana celah-celahnya, perhatikan merah, kuning, dan hijaunya lampu lalu lintas, dan tak lupa pakai helm atau kencangkan seat belt. 
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Juragan

Popular Posts