Menulis. Menyebarkan. Saling menginspirasi.

Semarang : Singgah makan durian madu di Ambarawa


      Tanggal 4 Februari 2013, saya menemani Zulfi untuk ikutan Job fair di Undip, Semarang. Kami berangkat pukul 11.30 dari Jogja dan sampai di Semarang pukul 14.30. Dalam perjalanan menuju Semarang, banyak hal-hal lucu yang dialami. Pertama, mengejek bapak-bapak yang lagi kencing di pinggir jalan, pas diteriakin Zulfi. . Wooy, eh si bapak dengan polosnya menoleh senyum kebingungan. Kedua, karena pantat sudah panas banget plus semakin tepos, penglihatan saya menjadi sedikit kabur dan imajinasi menjadi liar, masa iya bapak-bapak bawa kelapa naik motor saya bilang bawa durian.

       Bicara tentang durian, itu adalah inti dari cerita kali ini. Dalam perjalanan menuju Semarang, kami disuguhkan pemandangan yang aduhai, khususnya ketika melewati Ambarawa, pemandangan itu adalah buah durian berbagai ukuran. Karena kami berdua fanatik durian (suka durian), jadi dicanangkan untuk mencoba durian tersebut. Ketika sudah sampai di Semarang, kami bertanya ke salah satu mahasiswa. Ternyata rata-rata harga durian di Semarang adalah Rp 40.000 (belum tanya tentang ukurannya).
        Berdasarkan prinsip ekonomi pertanian, semakin pendek rantai pemasarannya, maka akan semakin murah harganya. Akhirnya kami putuskan untuk membeli durian di Ambarawa saja, tidak di Semarang. Sebelum makan durian alangkah baiknya mengisi perut terlebih dulu, ketika di Undip kami bertemu Alif dan Rani. Kami makan di sebuah food court di belakang Lawang Sewu. Tempatnya asik, rame, banyak kimcilnya, dan makanannya pun enak.

        Makan selesai, saya dan Zulfi berpamitan ke Alif dan Rani untuk pulang ke Jogja. Sementara mereka, stay di Semarang sampai hari Jumat (Pengumuman Tes Kerja). Sesuai rencana, kami berhenti di Ambarawa. Zulfi membuka negosiasi, alhasil dapat sebuah durian ukuran gede dengan harga Rp 30.000. Tapi sayang, durian itu masuk angin (kata Zulfi). Akhirnya kami diberi penawaran boleh memilih durian lain, yang tadi masuk angin tidak usah dibayar. Zulfi kembali memilih durian, hingga dapatlah ukuran gede dan rasa yang lumayan. Setelah durian dibuka, eh si Zulfi malah selesai setelah makan 4-5 buah. Ya terpaksa saya jadi mendem a.k.a mabok dureeen. Zulfi keliling-keliling toko durian sambil cas hpnya, hinggaa taraaaa, ditemukanlah sebuah durian kecil dengan warna yang ngejreng dan harga yang lumayan, yaitu Rp 25.000.

     Zulfi perlahan memakan buahnya, sedangkan saya masih mencoba menghabiskan durian hibah Zulfi. enak Bu, kata Zulfi, lalu saya cobain juga tuh durian, ternyata memang enak pake banget --apalagi kalau dibandingi sama durian sebelum - sebelumnya--. Jenis durian itu adalah Durian Madu, harganya Rp 25.000 ga boleh kurang, ukurannya kecil – sedang.

      Sejak itu, kami tandai warung duriannya. Nama penjualnya Bu Nuni, seorang penjual durian yang ga suka durian haha. Warungnya di kiri jalan sebelum pom bensin (kalau dari arah Semarang), kalau dari Jogja? Analogikakan sendiri ya hehehe.




Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Juragan

Popular Posts